
Judul | : | Garnish |
---|---|---|
Penulis | : | Mashdar Zainal |
Penerbit | : | de TEENS |
Halaman | : | 220 |
"Bebas berarti lepas tanpa kendali sedangkan merdeka adalah hidup tanpa merasa terbebani." (Hal. 59)
Garnish menceritakan tentang proses Anin dan Buni meraih mimpi-mimpinya. Anin pandai melukis, namun ditentang oleh Ayahnya. Sedangkan Buni pandai memasak, tetapi ditentang oleh Mamanya karena dia laki-laki. Katanya laki-laki tidak boleh memasak, urusan dapur adalah urusan perempuan. Dan perempuan tidak boleh melukis, sebab menyebabkan kotor di mana-mana.
Kemudian Anin dan Buni dipertemukan dengan cara istimewa, dan mereka berdua akhirnya sepakat untuk saling membantu mewujudkan cita-cita masing-masing. Garnish adalah usaha baru mereka. Akankah Anin dan Buni dapat menunjukkan pada orang tuanya bahwa hobi mereka itu tidak sia-sia?
Novel remaja ini berisi 30 bab dengan sudut pandang antara Anin dan Buni bergantian. Sehingga pembaca dapat merasakan bagaimana menjadi Anin, bagaimana menjadi Buni, berproses mewujudkan mimpi-mimpi mereka berdua.
Buku ini cocok sebagai motivasi remaja yang tengah kehilangan identitas diri. Tidak ada adegan romantis dalam buku ini, sebab penulis berfokus pada perjuangan Anin dan Buni mewujudkan cita-cita.
"Sejauh apa pun manusia berupaya, sepelik apa pun manusia memperjuangkan, ia tak pernah bisa menentukan akhir dari ceritanya sendiri. Wewenang manusia berada pada wilayah proses, bukan hasil." (Hal 184)
@aldilalaland