| Judul | : | Pada Sebuah Kapal |
|---|---|---|
| Karya | : | Nh Dini |
| Penerbit | : | Kompas |
| Tahun terbit | : | 2001 |
| Jumlah halaman | : | 356 |
"𝑯𝒂𝒍 𝒊𝒕𝒖 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒍𝒖 𝒂𝒏𝒅𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒉𝒂𝒕𝒊𝒌𝒂𝒏. 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒓𝒊 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒏𝒊𝒘𝒂𝒕𝒊, 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊 𝒘𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒏𝒆𝒈𝒂𝒓𝒂 𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒑𝒖𝒏. 𝑲𝒆𝒔𝒆𝒏𝒊𝒂𝒏 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌 𝒌𝒆𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂𝒂𝒏."
Novel ini adalah novel sastra yang membuat saya tertarik sejak dulu. Dua kali membaca buku ini, tidak pernah sedikitpun saya merasa bosan apalagi saat membaca sudut pandang si Sri.
Iya, novel ini memang memiliki dua sudut pandang. Sudut pandang Sri dan sudut pandang Michael. Sri yang seorang penari kehilangan tunangannya, Saputro, sampai dia pun memutuskan menikahi Charles. Sayangnya pernikahan dengan Charles justru membawa bencana besar terhadap dirinya. Sampai pada sebuah kapal, dia bertemu dengan Michael, seorang perwira yang juga memiliki istri dan dua anak. Di sanalah kisah cinta terlarang itu bersemi. Di sebuah kapal.
Karakter Sri ini kuat banget, mungkin karena sudut pandang Ibu Dini menuturkannya dengan sudut pandang pertama. Saking kuatnya, saya jadi tergila-gila dengan karakter Sri, perempuan kuat yang disegani oleh banyak pria hebat dan tampan, tetapi karena semua karakter pasti ada jeleknya, dan itulah juga yang membuat saya juga gemas. Saya benci dengan karakter Sri yang plin plan, dan gak pede, padahal di sekitarnya ada banyak pria menyeganinya.
Sayang banget, saya nggak suka dan selalu nggak suka saat sudut pandang itu berubah menjadi sudut pandang Michael. Karakter Michael bahkan nggak sama sekali kusuka. Berbeda banget di saat Sri yang menuturkannya.
Alurnya termasuk lambat, jadi kadang bisa bikin pembaca DNF. Namun, tergantung juga sama jenis pembaca yang bagaimana.
